JURUS KAYA UMAT MUSLIM
"Pengantar Kiat-kiat Sukses Umat Islam
Meraih Kekayaan dan Ketakwaan"
Jurus Kaya Umat Muslim - Pengantar Kiat-kiat Sukses Umat Islam Meraih Kekayaan dan Ketaqwaan -
Adalah sebuah buku penggugah rasa untuk memotivasi umat muslim,khususnya untuk untuk umat muslim di indonesia.
“Katakanlah: Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapayang dikehendaki-Nya), akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Saba’: 36). Allah menegaskan bahwa kekayaan yang melimpah dan tidak adalah kehendak-Nya Namun bukan berarti kita pasrah pada keadaan, melainkan diperlukan ikhtiar, tawakal, dan doa, sehingga Allah dapat mengabulkan semua kebutuhan dan keinginan kita menjadi seorang yang sukses dalam hidup dan sukses dalam bisnis. Jelaslah bahwa hanya dengan berbisnis seorang Muslim akan mendapat kekayaan sekaligus juga derajat ketakwaan yang tinggi di sisi Allah. Karena seorang yang hidup dari berbisnis akan memiliki kebebasan waktu dan finansial yang sangat luas di dalam kehidupannya. Kebebasan waktu inilah yang sangat erat hubungannya dengan kekhusyuan bagi Muslim dalam menjalankan amaliahnya di dalam beribadah dan bermuamalah. Anda dapat datang dan pulang ke kantor sesuai keinginan anda, karena itu adalah bisnis anda. Anda juga tidak perlu khawatir gaji Anda akan berkurang atau bahkan dipecat atasan. Karena Anda adalah pemilik bisnis sendiri. Demikian juga dalam hal kekhusyuan beribadah. Anda dapat dengan melaksanakan amaliah ibadah, mulai dari yang sunnat
hingga fardhu tanpa perlu khawatir dibayang-bayangi oleh rasa cemas atau takut. Sementara dengan kebebasan fi nansial berarti Anda memiliki keberlimpahan harta yang dapat digunakan untuk memenuhi seluruh keinginan. Anda tidak khawatir dengan kondisi keuangan. Sekalipun tidak bekerja, bisnis Anda tetap mendatangkan uang. Inilah yang sering disebut passive income,yakni uang yang mengalir terus menerus kepada Anda dari bisnis yang dimiliki, walaupun Anda tidak bekerja. Dikisahkan dari Abu Hurairah R.A bahwa Rasulullah pernah didatangi oleh sekelompok Muhajirin yang miskin dari kalangan Muhajirin datang kepada Rasulullah SAW mengeluhkan kemiskinannya. Mereka berkata, “Orang-orang kaya pergi dengan membawa kedudukan yang tinggi dan kenikmatan abadi. Rasulullah bertanya, “Kenapa begitu?” Mereka menjawab, “Mereka shalat sebagaimana kami shalat, berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bersedekah sedangkan kami tidak. Rasul bersabda: “Maukah aku ajarkan amalan yang dapat
memperoleh pahala orang-orang dahulu dan mendahulu pahala orang sesudah kamu dan tidak ada orang yang lebih mulia dari melainkan orang yang mengamalkan seperti amalanmu. Mereka menjawab, “Tentu ya Rasul.” Beliau bersabda, “Kalian bertasbih, bertahmid, dan bertakbir masing-masing 33
kali. Kata Abu Shahih, “kemudian orang-orang itu datang lagi kepada Rasulullah, lalu berkata, “Kami dengar orang-orang kaya juga mengamalkan seperti amalan kami.” Rasul menjawab: “Itu adalah karunia Allah yang dianugerahkan kepada siapa yang dikehendakinya.” (HR. Muslim). Dari hadis ini jelas tergambar bahwa seorang Muslim yang kaya dapat melakukan amaliah yang tidak dapat dilakukan oleh orang Muslim lainnya yang masih miskin. Ini tentu saja sebagai kelebihan (fadhail) yang dimuliakan oleh Allah. Akan tetapi tidak semua jenis bisnis dapat beroleh derajat ketakwaan dan kemuliaan di sisi Allah. Sekalipun bisnis Anda mendapatkan keuntungan secara ekonomi, namun belum tentu Allah meridhai bisnis Anda tersebut. Bisa saja Anda meraihnya dengan cara-cara yang tidak halal alias haram. Ketika persaingan bisnis terjadi sangat ketat, biasanya ada saja pebisnis yang melakukan curang, menipu atau bahkan memonopoli. Mereka beranggapan mendapat untung dari kejahatan itu, yang pada hakikatnya sebetulnya mereka menipu
dirinya sendiri, yang akan merugikan bisnisnya ke depan. Alih-alih mendapatkan pelanggan, bisnis mereka justru akan ditinggalkan karena penipuan.Pada bagian isi buku ini telah dijelaskan bahwa Al-Quran melarang kegiatan bisnis yang dilakukan dengan cara menipu dan curang. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”(QS.An-Nisaa: 29).Kejujuran dalam berbisnis menjadi jurus yang paling penting dimiliki oleh seorang pengusaha. Karena di atas semua itulah, seluruh kegiatan bisnis, mulai dari membuat perencanaan bisnis (business plan), melaksanakan kegiatan bisnis, pemasaran, promosi, pengaturan keuangan, hingga membangun kerjasama bisnis, akan berlangsung. Sekali saja, rasa kejujuran itu dikhianati, niscaya akan sulit mengembalikan kepercayaan dalam bisnis. Kesuksesan dalam berbisnis bagi umat Muslim bukan hanya diukur dari segi materi semata, melainkan juga harus dilihat dari segi ketauhidan dan keilahiahan. Keharusan jujur dalam berbisnis, misalnya, bukan hanya terkait dengan kepentingan bisnis mencari untung, sebaliknya juga, memiliki kaitan yang erat dengan pertanggungjawaban kehambaannya kepada Allah Swt. Bahwa seorang yang jujur akan beroleh untung bisnis karena pelanggannya puas, dan pada saat yang sama dia mendapatkan pahala yang telah dijanjikan Allah.
Judul:
JURUS KAYA UMAT MUSLIM
"Pengantar Kiat-kiat Sukses Umat Islam Meraih Kekayaan dan Ketakwaan"
Tema :--
Penulis : Dr.H.Masyhari, SE, MM
Penerbit : RM BOOKS RAKYAT MERDEKA GROUP
PT. Wahana Semesta Intermedia
Anggota IKAPI
Graha Pena Jakarta, Lt..1
Jln. Kebayoran Lama No.12 Jakarta Selatan 12210
Telp. 021-53651495, Fax. 021-53671716
Dicetak Oleh :
PT. Semesta Rakyat Merdeka
Tahun Terbit : 1 SEPTEMBER 2011
Jenis Cover : Soft Cover - Flap, Glossy Embos
Jumlah Halaman : 266
Berat Buku : 250gram
Kodefikasi : ISBN
Kategori : Dewasa ( Motivator )
Adalah sebuah buku penggugah rasa untuk memotivasi umat muslim,khususnya untuk untuk umat muslim di indonesia.
“Katakanlah: Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapayang dikehendaki-Nya), akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Saba’: 36). Allah menegaskan bahwa kekayaan yang melimpah dan tidak adalah kehendak-Nya Namun bukan berarti kita pasrah pada keadaan, melainkan diperlukan ikhtiar, tawakal, dan doa, sehingga Allah dapat mengabulkan semua kebutuhan dan keinginan kita menjadi seorang yang sukses dalam hidup dan sukses dalam bisnis. Jelaslah bahwa hanya dengan berbisnis seorang Muslim akan mendapat kekayaan sekaligus juga derajat ketakwaan yang tinggi di sisi Allah. Karena seorang yang hidup dari berbisnis akan memiliki kebebasan waktu dan finansial yang sangat luas di dalam kehidupannya. Kebebasan waktu inilah yang sangat erat hubungannya dengan kekhusyuan bagi Muslim dalam menjalankan amaliahnya di dalam beribadah dan bermuamalah. Anda dapat datang dan pulang ke kantor sesuai keinginan anda, karena itu adalah bisnis anda. Anda juga tidak perlu khawatir gaji Anda akan berkurang atau bahkan dipecat atasan. Karena Anda adalah pemilik bisnis sendiri. Demikian juga dalam hal kekhusyuan beribadah. Anda dapat dengan melaksanakan amaliah ibadah, mulai dari yang sunnat
hingga fardhu tanpa perlu khawatir dibayang-bayangi oleh rasa cemas atau takut. Sementara dengan kebebasan fi nansial berarti Anda memiliki keberlimpahan harta yang dapat digunakan untuk memenuhi seluruh keinginan. Anda tidak khawatir dengan kondisi keuangan. Sekalipun tidak bekerja, bisnis Anda tetap mendatangkan uang. Inilah yang sering disebut passive income,yakni uang yang mengalir terus menerus kepada Anda dari bisnis yang dimiliki, walaupun Anda tidak bekerja. Dikisahkan dari Abu Hurairah R.A bahwa Rasulullah pernah didatangi oleh sekelompok Muhajirin yang miskin dari kalangan Muhajirin datang kepada Rasulullah SAW mengeluhkan kemiskinannya. Mereka berkata, “Orang-orang kaya pergi dengan membawa kedudukan yang tinggi dan kenikmatan abadi. Rasulullah bertanya, “Kenapa begitu?” Mereka menjawab, “Mereka shalat sebagaimana kami shalat, berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bersedekah sedangkan kami tidak. Rasul bersabda: “Maukah aku ajarkan amalan yang dapat
memperoleh pahala orang-orang dahulu dan mendahulu pahala orang sesudah kamu dan tidak ada orang yang lebih mulia dari melainkan orang yang mengamalkan seperti amalanmu. Mereka menjawab, “Tentu ya Rasul.” Beliau bersabda, “Kalian bertasbih, bertahmid, dan bertakbir masing-masing 33
kali. Kata Abu Shahih, “kemudian orang-orang itu datang lagi kepada Rasulullah, lalu berkata, “Kami dengar orang-orang kaya juga mengamalkan seperti amalan kami.” Rasul menjawab: “Itu adalah karunia Allah yang dianugerahkan kepada siapa yang dikehendakinya.” (HR. Muslim). Dari hadis ini jelas tergambar bahwa seorang Muslim yang kaya dapat melakukan amaliah yang tidak dapat dilakukan oleh orang Muslim lainnya yang masih miskin. Ini tentu saja sebagai kelebihan (fadhail) yang dimuliakan oleh Allah. Akan tetapi tidak semua jenis bisnis dapat beroleh derajat ketakwaan dan kemuliaan di sisi Allah. Sekalipun bisnis Anda mendapatkan keuntungan secara ekonomi, namun belum tentu Allah meridhai bisnis Anda tersebut. Bisa saja Anda meraihnya dengan cara-cara yang tidak halal alias haram. Ketika persaingan bisnis terjadi sangat ketat, biasanya ada saja pebisnis yang melakukan curang, menipu atau bahkan memonopoli. Mereka beranggapan mendapat untung dari kejahatan itu, yang pada hakikatnya sebetulnya mereka menipu
dirinya sendiri, yang akan merugikan bisnisnya ke depan. Alih-alih mendapatkan pelanggan, bisnis mereka justru akan ditinggalkan karena penipuan.Pada bagian isi buku ini telah dijelaskan bahwa Al-Quran melarang kegiatan bisnis yang dilakukan dengan cara menipu dan curang. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”(QS.An-Nisaa: 29).Kejujuran dalam berbisnis menjadi jurus yang paling penting dimiliki oleh seorang pengusaha. Karena di atas semua itulah, seluruh kegiatan bisnis, mulai dari membuat perencanaan bisnis (business plan), melaksanakan kegiatan bisnis, pemasaran, promosi, pengaturan keuangan, hingga membangun kerjasama bisnis, akan berlangsung. Sekali saja, rasa kejujuran itu dikhianati, niscaya akan sulit mengembalikan kepercayaan dalam bisnis. Kesuksesan dalam berbisnis bagi umat Muslim bukan hanya diukur dari segi materi semata, melainkan juga harus dilihat dari segi ketauhidan dan keilahiahan. Keharusan jujur dalam berbisnis, misalnya, bukan hanya terkait dengan kepentingan bisnis mencari untung, sebaliknya juga, memiliki kaitan yang erat dengan pertanggungjawaban kehambaannya kepada Allah Swt. Bahwa seorang yang jujur akan beroleh untung bisnis karena pelanggannya puas, dan pada saat yang sama dia mendapatkan pahala yang telah dijanjikan Allah.
Judul:
JURUS KAYA UMAT MUSLIM
"Pengantar Kiat-kiat Sukses Umat Islam Meraih Kekayaan dan Ketakwaan"
Tema :--
Penulis : Dr.H.Masyhari, SE, MM
Penerbit : RM BOOKS RAKYAT MERDEKA GROUP
PT. Wahana Semesta Intermedia
Anggota IKAPI
Graha Pena Jakarta, Lt..1
Jln. Kebayoran Lama No.12 Jakarta Selatan 12210
Telp. 021-53651495, Fax. 021-53671716
Dicetak Oleh :
PT. Semesta Rakyat Merdeka
Tahun Terbit : 1 SEPTEMBER 2011
Jenis Cover : Soft Cover - Flap, Glossy Embos
Jumlah Halaman : 266
Berat Buku : 250gram
Kodefikasi : ISBN
Kategori : Dewasa ( Motivator )