Tentang Penulis
Dr. H. Masyhari SE., MM., adalah seorang pebisnis Muslim sukses yang multi talenta. Belajar bisnis sejak masih sangat belia, yaituberusia 14 tahun. Saat itu dia sudah menjalani sejumlah bisnis kecil-kecilan di kampungnya, yaitu dengan berjualan air tawar,
bekerja sebagai pembuat perahu nelayan, hingga beternak ayam kampung untuk kemudian dijualnya ke pasar. Lelaki yang lahir di Demak pada tanggal 9 Juni 1962 ini, kemudian nekad mengadu nasib seorang diri ke Jakarta selepas lulus SMP. Di Jakarta dia hidup menumpang di salah satu rumah kontrakan bersama saudaranya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, dia mulai bekerja dengan berjualan minyak tanah keliling, dagang koran, hingga berjualan buku umum di perempatan Senen Jakarta.Dari setiap penjualan, untungnya dia tabung. Hingga kemudian dia pun dapat melanjutkan pendidikannya ke SMA. Di bangku sekolah ini, naluri bisnisnya tetap berkembang. Tahun 1982,pernah menjadi sales Asuransi Bumiputera dan sales buku umum.Bapak beranak lima ini juga pernah menjadi sales barang elektronik. Per hari dia bisa mengumpulkan Rp 70ribu. Uang ini tentu saja sangat besar saat itu, karena harga sepeda motor saja waktu itu masih Rp 150ribu. Dengan penghasilan ini tentu sajamenjadikannya berkecukupan secara materi, termasuk untuk membayar sekolahnya sendiri, membayar kontrak rumah, sertamembeli sepeda motor untuk menunjang aktifi tasnya seharihari.
Tentang Penulis
Meski sudah memiliki pendapatan yang cukup lumayan, Masyhari kecil masih saja belum puas. Dia bercita-cita, ingin memiliki produk sendiri yang dijualnya ke orang lain. Hingga pada satu hari, saat istirahat sekolah, ia menemukan buku kusam berisi resep-resep pembuatan jamu tradisional. Dari situlah dia kemudian bertekad memiliki produk jamu sendiri. Bermodal Rp 16ribu, mulailah membeli bahan-bahan jamu yang kemudian diraciknya sesuai
panduan buku kusam itu. Jamu hasil racikannya dijual ke tetangga sekitar kontrakannya. Para pelanggannya mengaku merasakan khasiat seti ap kali
meminum jamu racikannya. Kendati begitu, saat itu masih sajadia sulit menjual produknya di apoti k. Namun dengan strategi bisnis yang dilakukannya saat itu, akhirnya dia pun bisa menjual produknya ke apotik; dan laku keras. Masyhari muda mulai sukses. Masih duduk di bangku kelas 3 SMA sudah memiliki sejumlah karyawan yang bekerja untuknya. Namun saat mulai berkembang, produk jamunya disita Badan POM, dengan alasan tidak berizin. BPOM kaget ketika mengetahui kalau pemilik usaha jamu itu adalah seorang anak muda yang masih SMA. Bisnis jamu tradisionalnya berkembang pesat. Dari hasil itu pula dia mampu membiayai kuliah S1-nya di Universitas Wiraswasta Indonesia Jakarta hingga lulus pada 1994.Masyhari tetap fokus dan yakin dengan pilihan bisnisnya. Hingga pada akhirnya, dia pun berhasil mengumpulkan banyak untung. Dia pun akhirnya mendaft arkan produknya ke Badan POM pada tahun 1997. Pada tahun ini pula dia berani mendirikan perusahaan sendiri bernama PT Hari Fatma yang bergerak di bidang industri
jamu di Jakarta. Setelah banyak belajar, dan tersandung berkali-kali, kini usahanya jamunya melejit, lewat berbagai produk yang sangat banyak dikenal oleh masyarakat. Salah satu brand yang cukup dikenal masyarakat adalah jamu Djiwo, Jamu Khusus Pria JKP, serta Tsu Zhi. Produk-produk jamu tersebut telah tersedia di berbagai apotik di seluruh Indonesia dari Nanggroe Aceh Darussalam hingga Papua. Bahkan ke mancanegara. Menyadari pentingnya peningkatan pengetahuan bisnis, dia pun mulai banyak mengikuti pelatihan dan seminar bisnis. Mulai darimateri kewiraswastaan, kursus marketing, hingga manajemen promosi dan pemasaran telah diikuti nya. Berbagai pelati han itu telah diikuti nya sejak tahun 1997 hingga kini. Tahun 2002 dia melanjutkan pendidikan S2-nya di Universitas Borobudur Jakarta. Sambil kuliah dia juga tetap konsen dengan bisnisnya. Pada tahun 2005, dia mulai melakukan ekspansi bidang bisnis, yaitu pada tahun 2005 mendirikan perusahaan advertising bernama PT Harfa Media Komunika. Tahun 2010 kembali melanjutkan pendidikan S3 di universitas yang sama. Di tahun yang sama dia juga mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang tour travel muslimdan bernama PT Harfa Hijau Wisata, dan perusahaan jamu yang berada di Cibitung dan Bekasi, yaitu PT Dila Hijau Farma dan PT Rifa Hijau Farma.Di masyarakat, Masyhari akti f dalam berbagai kegiatan sosial. Diantaranya menjadi Ketua Ikatan Keluarga Kecamatan Wedung di Jakarta selama 10 tahun, menjadi ketua Majelis Mudzakaroh dan Dakwah Al-Ikhwah di Jakarta 2010-2014, menjadi Ketua Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional DKI Jakarta (2011-2015), menjadi Ketua Bidang Organisasi Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GPJamu Indonesia) (2011-2015),
menjadi anggota Asosiasi Pariwisata Indonesia ( ASITA ) Jakarta
(2010-2014).
bekerja sebagai pembuat perahu nelayan, hingga beternak ayam kampung untuk kemudian dijualnya ke pasar. Lelaki yang lahir di Demak pada tanggal 9 Juni 1962 ini, kemudian nekad mengadu nasib seorang diri ke Jakarta selepas lulus SMP. Di Jakarta dia hidup menumpang di salah satu rumah kontrakan bersama saudaranya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, dia mulai bekerja dengan berjualan minyak tanah keliling, dagang koran, hingga berjualan buku umum di perempatan Senen Jakarta.Dari setiap penjualan, untungnya dia tabung. Hingga kemudian dia pun dapat melanjutkan pendidikannya ke SMA. Di bangku sekolah ini, naluri bisnisnya tetap berkembang. Tahun 1982,pernah menjadi sales Asuransi Bumiputera dan sales buku umum.Bapak beranak lima ini juga pernah menjadi sales barang elektronik. Per hari dia bisa mengumpulkan Rp 70ribu. Uang ini tentu saja sangat besar saat itu, karena harga sepeda motor saja waktu itu masih Rp 150ribu. Dengan penghasilan ini tentu sajamenjadikannya berkecukupan secara materi, termasuk untuk membayar sekolahnya sendiri, membayar kontrak rumah, sertamembeli sepeda motor untuk menunjang aktifi tasnya seharihari.
Tentang Penulis
Meski sudah memiliki pendapatan yang cukup lumayan, Masyhari kecil masih saja belum puas. Dia bercita-cita, ingin memiliki produk sendiri yang dijualnya ke orang lain. Hingga pada satu hari, saat istirahat sekolah, ia menemukan buku kusam berisi resep-resep pembuatan jamu tradisional. Dari situlah dia kemudian bertekad memiliki produk jamu sendiri. Bermodal Rp 16ribu, mulailah membeli bahan-bahan jamu yang kemudian diraciknya sesuai
panduan buku kusam itu. Jamu hasil racikannya dijual ke tetangga sekitar kontrakannya. Para pelanggannya mengaku merasakan khasiat seti ap kali
meminum jamu racikannya. Kendati begitu, saat itu masih sajadia sulit menjual produknya di apoti k. Namun dengan strategi bisnis yang dilakukannya saat itu, akhirnya dia pun bisa menjual produknya ke apotik; dan laku keras. Masyhari muda mulai sukses. Masih duduk di bangku kelas 3 SMA sudah memiliki sejumlah karyawan yang bekerja untuknya. Namun saat mulai berkembang, produk jamunya disita Badan POM, dengan alasan tidak berizin. BPOM kaget ketika mengetahui kalau pemilik usaha jamu itu adalah seorang anak muda yang masih SMA. Bisnis jamu tradisionalnya berkembang pesat. Dari hasil itu pula dia mampu membiayai kuliah S1-nya di Universitas Wiraswasta Indonesia Jakarta hingga lulus pada 1994.Masyhari tetap fokus dan yakin dengan pilihan bisnisnya. Hingga pada akhirnya, dia pun berhasil mengumpulkan banyak untung. Dia pun akhirnya mendaft arkan produknya ke Badan POM pada tahun 1997. Pada tahun ini pula dia berani mendirikan perusahaan sendiri bernama PT Hari Fatma yang bergerak di bidang industri
jamu di Jakarta. Setelah banyak belajar, dan tersandung berkali-kali, kini usahanya jamunya melejit, lewat berbagai produk yang sangat banyak dikenal oleh masyarakat. Salah satu brand yang cukup dikenal masyarakat adalah jamu Djiwo, Jamu Khusus Pria JKP, serta Tsu Zhi. Produk-produk jamu tersebut telah tersedia di berbagai apotik di seluruh Indonesia dari Nanggroe Aceh Darussalam hingga Papua. Bahkan ke mancanegara. Menyadari pentingnya peningkatan pengetahuan bisnis, dia pun mulai banyak mengikuti pelatihan dan seminar bisnis. Mulai darimateri kewiraswastaan, kursus marketing, hingga manajemen promosi dan pemasaran telah diikuti nya. Berbagai pelati han itu telah diikuti nya sejak tahun 1997 hingga kini. Tahun 2002 dia melanjutkan pendidikan S2-nya di Universitas Borobudur Jakarta. Sambil kuliah dia juga tetap konsen dengan bisnisnya. Pada tahun 2005, dia mulai melakukan ekspansi bidang bisnis, yaitu pada tahun 2005 mendirikan perusahaan advertising bernama PT Harfa Media Komunika. Tahun 2010 kembali melanjutkan pendidikan S3 di universitas yang sama. Di tahun yang sama dia juga mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang tour travel muslimdan bernama PT Harfa Hijau Wisata, dan perusahaan jamu yang berada di Cibitung dan Bekasi, yaitu PT Dila Hijau Farma dan PT Rifa Hijau Farma.Di masyarakat, Masyhari akti f dalam berbagai kegiatan sosial. Diantaranya menjadi Ketua Ikatan Keluarga Kecamatan Wedung di Jakarta selama 10 tahun, menjadi ketua Majelis Mudzakaroh dan Dakwah Al-Ikhwah di Jakarta 2010-2014, menjadi Ketua Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional DKI Jakarta (2011-2015), menjadi Ketua Bidang Organisasi Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GPJamu Indonesia) (2011-2015),
menjadi anggota Asosiasi Pariwisata Indonesia ( ASITA ) Jakarta
(2010-2014).